Minggu, 28 November 2010

PENCEGAHAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA


PENCEGAHAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA
Untuk mencegah penyebaran penyakit chikungunya ini, maka kita haruslah memperhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal kita. Caranya adalah dengan mengendalikan persebaran nyamuk ini dengan cara melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat  perkembangbiakan nyamuk, dan perbaikan desain rumah. Contohnya dengan menguras bak mandi atau penampungan air sekurangkurangnya sekali seminggu. Untuk cara memberantas nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang tepat guna adalah dengan cara melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu kegiatan memberantas jentik ditempat berkembangbiaknya dengan cara :
1.       Kimiawi (Larvasidasi).
Larvasidasi adalah pemberantasan jentik dengan menaburkan bubuk larvasida. Pemberantasan jentik dengan bahan kimia tersebut untuk wadah yang tidak dapat dibersihkan, dikuras, juga dianjurkan pada daerah yang sulit air. Bila wadah telah diberi larvasida
maka jangan dikuras selama 2-3 bulan. Kegiatan ini tepat digunakan apabila surveilans epidemiologi penyakit penyakit dan vektor menunjukkan adanya periode berisiko tinggi dan di lokasi dimana KLB mungkin timbul. Menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk pelaksanan larvasidasi sangat penting untuk memaksimalkan efektivitasnya.
Terdapat 2 jenis larvasidasi (insektisida) yang dapat digunakan pada wadah yang dipakai untuk menampung air bersih (TPA) yakni :
a.        Temephos 1%.
Formulasi yang digunakan adalah granules (sand granules). Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 10 gram (± 1 sdm rata) untuk tiap 100 L air. Dosis ini telah terbukti efektif selama 8-12 minggu (2-3 bulan).
b.       Insect Growth Regulators ( Pengatur Pertumbuhan Serangga )
Insect Growth Regulators (IGRs) mampu menghalang pertumbuhan nyamuk dimasa sebelum dewasa dengan menghambat proses chitin synthesis selama masa jentik berganti atau mengacaukan proses perubahan pupa menjadi nyamuk dewasa. Contoh IGRs adalah Methroprene dan Phyriproiphene. Secara umum IGRS akan memberikan efek ketahanan 3-6 bulan dengan dosis yang cukup rendah bila digunakan di dalam tempat penampungan air.
Kegiatan larvasidasi meliputi :
i.                      Larvasidasi Selektif.
Larvasidasi selektif adalah kegiatan pemeriksaan tempat penampungan air (TPA) baik di dalam maupun di luar rumah pada seluruh rumah dan bangunan di desa/kelurahan endemis dan sporadis serta penaburan bubuk larvasida pada TPA yang ditemukan jentik dan dilaksanakan 4 kali dalam 1 tahun (3 bulan sekali). Tujuan larvasidasi selektif adalah sebagai tindakan sweeping hasil penggerakan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
ii. Larvasidasi Massal.
Larvasidasi massal adalah penaburan bubuk larvasida secara serentak diseluruh wilayah/daerah tertentu di semua tempat penampungan air baik terdapat jentik maupun tidak ada jentik di seluruh bangunan termasuk rumah, kantor-kantor dan sekolah. Kegiatan larvasidasi massal ini dilaksanakan di lokasi terjadinya KLB Chikungunya.
2.       Biologi
Penerapan pengendalian biologis yang ditujukan langsung terhadap jentik hanya terbatas pada sasaran berskala kecil. Pengendalian dengan cara ini misalnya dengan memelihara ikan pemakan jentik atau dengan bakteri. Ikan yang biasa dipakai adalah ikan larvavorus (Gambusia affins, Poecilia reticulata dan ikan adu), sedang ikan bakteri yang dinilai efektif untuk pengendalian ini ada 2 spesies yakni bakteri Bacillus thuringiensis serotipe H-14(Bt.H-14) dan Bacillus sphaericus (Bs) yang memproduksi endotoksin.
3.        Fisik.
Pengendalian secara fisik ini dikenal dengan kegiatan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur) yaitu :
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi / wc, drum dan lain-lain seminggu sekali (M1).
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air / tempayan dan lain-lain (M2).
c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).
Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti :
a. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup.
b. Jika ada yang terserang demam, sebaiknya segera diberikan obat penurun panas. Atau segera dibawa ke rumah sakit untuk diperiksakan.
c. Sebaiknya  banyak mengonsumsi air putih
d. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
e. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/ rusak.
f. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian yang telah digunakan.
g. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.
h. Menghindari gigitan nyamuk dengan cara memakai kelambu di kamar tidur, menggunakan kawat kasa atau memakai obat gosok anti nyamuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar