Rabu, 17 November 2010

PERKEMBANGAN TOKSIKOLOGI

                                                         PERKEMBANGAN TOKSIKOLOGI
1.    Zaman Purbakala
Toksikologi, dalam bentuknya yang khusus dan sederhana, telah menjadi satu bagian yang bersangkut pautan dengan sejarah manusia. Manusia-manusia purbakala dahulu sadar benar mengenai bahaya keracunan dari bisa-bisa binatang dan tumbuh-tumbuhan beracun. Pengetahuan-Pengetahuannya digunakan untuk berburu, untuk lebih efektif berperang dan mungkin untuk menyingkirkan kelompok-kelompok kecil yang tidak diinginkan dari masyarakat yang masih sederhana.
a.    Papyrus Eber, merupakan medical record yang pertama (1500 S.M) yang berisi informasi yang meluas sampai berabad-abad kebelakang. Lebih dari 800 resep yang diberikan, beberapa diantaranya mengenai racun yang dikenal. Untuk contoh, orang menjumpai mengenai beracun yang belakangan dikenal sebagai racun dari Greek, Aconite, suatu racun anak panah dari Cina purbakala, Opium, dipakai sebagai racun dan anti dotum dan logam-logam seperti timah. tembaga antimony. Disana juga ada satu petunjuk mengenai tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat-zat yang dikenal serumpun dengan digitalis dan alkaloid Belladonna.
b.    Hippocrates, ketika memperkenalkan pengobatan yang layak sekitar 400 SM menambahkan sejumlah racun-racun. Selanjutnya dia menuliskan pelajaran-pelajaran yang bisa dipertimbangkan sebagai dasar-dasar sederhana dari Toksikologi, dalam bentuk usaha-usaha untuk mengawasi absorpsi bahan-bahan beracun dalam pengobatan dan dosis berlebihan.
c.    Dalam Dongeng dan Kepustakaan Greek Kuno, orang mendapati beberapa rujukan-rujukan mengenai racun dan pemakaiannya, dan selama periode ini mulai timbul perlakuan professional pertama. Untuk contoh : Theophratus (370-286 S.M), seorang murid Aristoteles memasukkan sejumlah besar rujukan-rujukan mengenai tumbuh-tumbuhan beracun dalam De Historia Plantarum.
d.    Dioscorides, seorang ahli fisika Greek di kekaisaran Nero membuat usaha pertama menggolongkan racun-racun yang disertai oleh uraian-uraian dan gambaran-gambarannya. Pemisahan kedalam raun-racun tumbuh-tumbuhan, binatang dan mineral yang dia gunakan, tidak Baja menjadi standard selama 16 abad, tetapi sampai sekarang masih merupakan penggolongan yang cocok. Dioscorides juga menggunakan penceburan-penceburan dalam pengobatan, mengenali penggunaan emetika dalam keracunan dan menggunakan bahan pembakar atau mangkok gelas dalam hal digigit ular. Keracunan dengan toxin tumbuh-tumbuhan dan hewan adalah hal yang sangat biasa.  Sebagai contohnya Demosthenes (385-322 SM.) yang menyembunyikan racun dalam penanya, dan Cleopatra (69 -30 SM), dia mengizinkan penggunaan pengetahuan toksikologi sederhana dan alamiah sebagai cara yang lebih beradab untuk pengganti ular
beracun.
e.    Orang-orang Romawi juga banyak menggunakan racun-racun, sering terkait dengan masalah politik. Banyak dongeng-dongeng yang muncul mengenai kepintaran-kepintaran ahli-ahli racun bahaya-bahaya pekerjaan yang terkait dengan politik. Dongeng seperti itu menceritakan mengenai King Mithridates VI dari Pontus dengan sejumlah percobaan-percobaannya atas narapidana-narapidana akhirnya menemukan satu anti datum untuk setiap bisa reptil dan setiap-setiap zat-zat beracun (Guthrie, 1964). Dia sendiri sebenarnya begitu takut terhadap racun-racun sehingga dia secara teratur memakan suatu campuran 36 ramu-ramuan sebagai perlindungan terhadap usaha pembunuhan (Laporan Galen 54). Pada saat dia akan ditangkap oleh musuhmusuhnya, dia segera berusaha bunuh diri dengan racun tetapi gagal, sebab keberhaislan ramu-ramuan yang dimakan sebelumnya, dan akhirnya dia dipaksa bunuh diri dengan menggunakan pedang yang dipegang oleh seorang pelayan. Dari cerita ini muncul istilah Mithridatik yang merujuk ke suatu anti datum atau campuran pelindung. Sebagai tambahan keistilahistilah yang diberikan di atas, istilah lain juga diterapkan seperti Alexteria Dan Bezo Ardika, yang belakangan merujuk ke batu-batu yang didapati dalam kandung empedu kambing. Praktek kedokteran sebagian besar berdasarkan atas satu anti diting dari penyakit dan uraian-uraian dari agent-agent pengobatan juga digolongkan demikian. Untuk contoh, satu pelopor permulaan yang termasyur mengenai Farmakologi modern adalah Anti Dotarum of Nicholaus.

2.    Abad Pertengahan :
Sebelum masa Renaissance dan meluas sampai periode itu, orang-orang ltalia dengan faham pragmatismenya (memandang sesuatu berdasarkan gunanya) telah membawa seni meracun ke puncaknya. Pada masa ini tukang racun telah menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, sedikitnya sebagai alat politik. Catatan-catatan dari dewan seperti Florence, dan terutama dewan 10 dari Venice, yang bernama buruk. berisi banyak kesaksian mengenai pemakaian racun secara politik. Korban-korban disebut namanya, harga-harga dibuat, kontrak dicatat, dan apabila pembunuhan telah selesai, pembayaran dilaksakanakan. Catatan "Factum" sering terlihat sesudah masuk kedalam arsip-arsip, menunjukkan keberhasilan penyelesaian dari jual beli tersebut.
Dengan cara-cara yang kurang terorganisir tetapi lebih bermacam-macam, warga Italia juga mempraktekkan seni peracunan ini. Figur yang terkenal pada saat itu adalah seorang wanita bernama Toffana yang menjajakan kosmetik yang dipersiapkan secara khusus mengandung Arsen (Aqua Toffana). Diantara kelaurga-keluarga yang menonjol dalam penggunaan racun, yang terkenal adalah Borgias. Meskipun tidak keraguan bahwa mereka adalah diantara pengusaha terkemuka dibidang ini, mereka mungkin memperoleh kredit melebihi hak mereka. Beberapa kematian yang dikaitkan dengan keracunan, sekarang dikenali akibat penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, yang cukup buruk sehingga membuat Roma tak dapat didiami selama musim panas. Bagaimanapun, jelas bahwa Alexander Vi, anak Cesare dan Lucretia sangat aktif.
Disamping sebab-sebab pribadi, penerapan trampil dari racun-racun ke kalangan tinggi gereja, membesarkan perolehan-perolehan Papacy yang merupakan pewaris utama. Satu kumpulan keluarga dari pihak ibu yang jadi suri tauladan pada saat itu adalah Catherine De Medici. Catherine, meskipun tidak begitu didongengkan secara keseluruhan sebagaimana keluarga-keluarga Borgia dan nenek-nenek moyangnya, selaras dengan waktuya, merupakan seorang pelaku dari seni penerapan toksikologi. Dia juga menciptakan suatu ekspor yang besar dari Italia ke Prancis. Seperti terlihat semua menjadi biasa dalam peride ini, sasaran wanita-wanita adalah suami-suaminya. Bagaimanapun, tidak seperti yang lain-lainya pada periode sebelumnya, kumpulan yang ditampilkan oleh Catherine bergantung pada bukti langsung untuk sampai pada senyawa-senyawa yang sangat berguna ketujuan mereka. Dengan menyamar memberikan makanan untuk orang sakit dan orang miskin, Catherine mencoba campuran toksis, mencatat dengan hati-hati tanggapan terhadap racun (timbulnya aksi) kegunaan persenyawaan (kekuatan), tingkat tanggapan bagian tubuh (specifitas, tempat kerja) dan keluhan-keluhan dan sasaran sytom and Sign). Jelas Catherine pantas diberi penghargaan sebagai ahli toksikologi yang pertama yang tidak terlatih secara eksperiment. Puncak dari praktek di Perancis ditampilkan oleh komersialisasi dari pelayanan oleh Catherine Deshayes yang memperoleh julukan La Voisine. Maimonides (1135-1204) menyarankan pengisapan diterapkan ke sengatan serangga atau gigitan binatang sebagai satu cara pengeluaran racun, dan menyarankan penerapan satu pengikatan yang ketat diatas satu luka pada satu anggota gerak. Dia juga mencatat bahwa penyerapan toksin-toksin dari lambung dapat ditunda oleh pemberian  bahan-bahan berminyak seperti susu, keju atau krem.
3.    Abad Terang
Pada akhir abad pertengahan, orang yang terkenal dalam ilmu dan kedokteran adalah P.A.T.B von Hohenheim-Paracelcus (1493-1541). Diantara masa Aristoteles dan Paracelcus hanya sedikit perubahan dalam ilmu-ilmu biomedis. Paracelcus secara pribadi dan professional mewujudkan mutu-mutu yang banyak mendorong perubahan-perubahan dalam periode ini. Dia dan zamannya sangat penting karena berdiri diantara filosofi dan sihir kuno klassik dan falsafat dan ilmu yang diinginkan untuk kita oleh orang-orang dari abad ke 17 dan 18. Orang dapat dengan jelas memastikan cara pendekatan Paracelcus, titik pandangnya, dan luasnya minat kedisiplin ilmu yang sekarang dikenal sebagai Toksikologi. Paracelcus kemudian merumuskan pandangan-pandangan yang revolusioner yang tetap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur toksikologi yang ada. Dia mengangkat fokus mengenai " toksikon" yang merupakan zat kimia yang sungguh-sungguh ada. Satu pandangan yang diberikan oleh Paracelcus yang menjadi sumbangan yang djunjung tinggi adalah :
- percobaan merupakan hal yang penting dalam pemeriksaan respon-respon terhadap zat kimia.
- orang harus membedakan mengenai sifat-sifat pengobatan dan sifat-sifat racun dari suatu zat kimia.
- sifat-sifat ini kadang-kadang, tetapi tidak selalu, sukar dibedakan kecuali oleh Dosis.
- orang harus menegaskan tentang tingkat kespesifikan dari zat-zat kimia dan effek pengobatan dan effek toksisnya.
Pandangan yang belakangan merupakan pengenalan dari "peluru sihir' dari Paul Ehrlich dan indeks therapy. Selanjutnya, memberikan pengertian yang jelas mengenai hubungan dosis-respon yang merupakan pertahanan toksikologi (Pacher 1961). Sumbangan penting lainnya adalah bukunya yang berjudul Bergsucht yang berisikan penjelasan mengenai penyakit-penyakit akibat kerja dari penambang-penambang. Buku ini berisikan mengenai pengamatan klinik dari keracunan Arsen krosnis dan merkuri dan rincian serangan-serangan asthma clan simstom gastro intestinal dari penyakit-penyakit penambang.
4.    Toksikologi Modern :
Sering disebut sebagai penemu toksikologi adalah Mattieu Yoseph Bonaventura Orlila (1787-1853), seorang dokter Spanyol, yang bertugas sebagai dokter pribadi Louis XVIII dari Prancis dan salah seorang pimpinan Universitas Paris. Orfilla adalah orang pertama yang berusaha menghubungkan secara sistematis diantara informasi kimia dan biologis dari racun. Banyak sumbangan-sumbanganmya berdasarkan pengamatan pribadi mengenai pengaruh racun-racun dalam beberapa ribu anjing-anjing. Dia juga menetapkan toksikologi sebagai suatu disiplin ilmu dan menetapkan toksikologi sebagai satu pelajaran mengenai racun-racun. Orfilla juga mengajukan hubungan kimia dengan ilmu hukum. Dia menunjukkan perlunya analisa kimia dalam pembuktian hukum dari keracunan yang mematikan dan dia menemukan cara-cara untuk menemukan racun-racun, yang beberapa diantaranya masih dipergunakan sampai sekarang. Satu hasil besar dari aktifitasnya adalah timbulnya bahan otopsi untuk tujuan penemuan dari keracunan kecelakaan dan keracunan-keracunan yang disengaja. Pengenalan mengenai pendekatan ini hidup terus dalam toksikologi modern sebagai satu bidang khusus yakni Forensic Toxicologi. Masa dari toksikologi modern ditandai oleh Orfilla dengan dimulainya sejumlah perkembangan-perkembangan analisa yang membuat peracunan dapat ditemukan. Hubungan yang erat diantara racun-racun dan yang gaib yang berkembang sebelumnya mulai ditinggalkan dengan kedatangan test-test untuk menentukan apakah telah terjadi satu pembunuhan. Untuk contoh. test untuk Arsen oleh Marsh, 1836, telah menyingkirkan satu hal yang tidak diketahui dan tidak ditemukan mengenai zat-zat yang banyak digunakan untuk pembunuhan. Minat ke zat-zat racun merupakan hal yang biasa diantara beberapa ahli-ahli fisiologi yang terkemuka dari abad-abad 18 dan 19. Farancois Magendi (1783 -1855) menghabiskan sebagian waktunya dalam memahami mengenai mekanisme kerja dari emetin dan strikhnin. Dia juga tertarik dengan racun-racun anak panah yang digunakan suku-suku primitif dan memulai pemahaman kerja mereka (lihat Olmsted. 1944) Magendi mengalihkan minatnya ini kepada muridnya yang juga terkenal yang bernama Calude Bernard (1813-1878). Dia melanjutkan pemahaman mengenai racun-racun anak panah dan melaporkan satu percobaan klasik yang menentukan tempat kerja Curare yang menyongkong laporan sebelumnya dari Kolliker pada Wurtzburg (Bernard 1850). Bernard meyakini dan meyebarkan pandangan bahwa "analisa fisiologis dari sistim organic dapat dikerjakan dengan bantuan agent-agent toksis". Bernard tekun menerapkan azas ini, menggunakan agent-agent lain disamping currage, termasuk strychnine dengan Haemoglobin. (Bernard, dialih bahasa oleh Greene, 1949). Louis Lewin (1854-1929) merupakan seorang yang luar biasa dalam Toksikologi. Dia banyak menerbitkan tulisan-tulisan mengenai toksikologi metil alcohol) etil alcohol, dan alkohol-alkohol yang lebih tinggi, kloroform, penggunaan opiat kronis dan bahan-bahan hallucinogen yang dikandung dalam tumbuh-tumbuhan. Diantara penerbitan-penerbitannya antara lain adalah :
-A Toxicologist's View of World Histry
-A Text book of Toxicology
Yang mempelajari toxikologi orfilla dan menghasilkan satu karya besar atas racun-racun (1845). Rudolf Kobert (18.54-1918), seorang murid Oswald Schmiedberg dan Lewin juga menghasilkan satu texbook dari toksikologi (1893). Dalam abad ke 20 : perkembangan toksikologi terjadi cepat. Pada satu pihak, disana ada beberapa mengenai agent-agent toksik dan agent terapi yang bertindak sebagai titik awal untuk pemahaman-pemahaman dasar dari mekanisme, misalnya perkembangan oleh Rudolf Peter dkk (1945) mengenai Dimercaprol (DAL) sebagai satu antidotum ke Arsen yang dikandung gas-gas perang dan pemahamanpemahaman mengenai mekanisme kerja BAL atas Arsen-arsen organic oleh Carl Voegtlin dkk (1923). Dipihak lain, disana ada perkembangan-perkembangan yang mengarah ke penemuan dan pemahaman zat-zat toksik untuk penggunaan oleh manusia, seperti penemuan dan pemahaman DDT oleh Paul Muller dan penemuan dan pemahaman dari senyawa-senyawa insektisida organo fosfat oleh Willy lange dan Germard Schrader. Toksikologi berkembang cepat mengikuti semakin halusnya tehnik-tehnik analisa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar