Selasa, 23 November 2010

SEXUALITAS PADA REMAJA


SEXUALITAS PADA REMAJA
Masa remaja atau adolescence diartikan sebagai perubahan emosi dan perubahan sosial pada masa remaja. Masa remaja menggambarkan dampak perubahan fisik, dan pengalaman emosi yang mendalam. Masa remaja adalah masa yang penuh dengan gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru termasuk pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia untuk mengisi kehidupan mereka kelak (Nugraha & Windy, 1997). Oleh karena itu pada masa remaja ini merupakan masa yang sangat penting dan krisis sehingga memerlukan dukungan serta pengarahan yang positif dari keluarganya yang tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak baik. Keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu serta anak-anak merupakan lingkungan awal remaja dalam proses pencarian jati diri sehingga menjadikan hubungan keluarga memiliki peran penting dalam menentukan pola sikap dan perilaku anak. Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode-periode perkembangan sebelumnya,sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap. Pertumbuhan fisik dalam periode pubertas terus berlanjut sehingga mencapai kematangan pada akhir periode remaja. Masalah-masalah sehubungan dengan perkembangan fisik pada periode pubertas masih berlanjut, tetapi akhirnya mereda (Irwanto, 2002).
Karakteristik Seksualitas Remaja
Menurut Pardede (2002), masa remaja berhubungan dengan suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas adalah suatu bagian penting dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan adalah proses biologis yang mengarah kepada kemampuan bereproduksi. Menurut Tukan (1993), pada masa ini seseorang mengalami perubahan ciri seks sekunder. Ciri seks sekunder individu dewasa adalah :
a. Pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot, dan rambut sekitar alat kelamin dan ketiak. Selain itu suara juga menjadi lebih besar/kasar, dada melebar serta kulit menjadi relatif lebih kasar.
b. Pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan pinggul mulai membesar dan kulit menjadi lebih halus.

Selain tampaknya ciri seks sekunder, organ kelamin pada remaja juga mengalami perubahan ke arah pematangan, yaitu:
a. Pada pria sejak usia remaja, testis akan menghasilkan sperma dan penis dapat digunakan untuk bersenggama dalam perkawinan.
b. Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum). Pada saat ini perempuan akan mengalami ovulasi dan menstruasi.

Selain mengalami perkembangan fisik, remaja juga mengalami perkembangan psikososial, karena kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-anak akan menjadikan remaja sadar meninggalkan tingkah laku anak-anaknya dan mengikuti norma serta aturan yang berlaku (Arma,2007) . Seiring dengan pertumbuhan remaja ke arah kematangan seksual yang sempurna, muncul jugalah hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena pada masa remaja adalah waktu penjelajahan dan eksperimen, berfantasi seksual dan dihadapkan pada dunia seksual, untuk menjadikan seksualitas sebagai bagian dari identitas seseorang. Remaja memiliki keingintahuan yang tidak pernah terpuaskan mengenai misteri seksualitas (Santrock, 2003).


Seksualitas merupakan sebuah proses yang berlangsung secara terusmenerus sejak seorang bayi lahir sampai meninggal, sebuah proses yang memperlihatkan hubungan erat antara aspek fisik (sistem reproduksi) dengan aspek psikis dan sosial yang muncul dalam bentuk perilaku, serta merupakan bagian integral dari kehidupan manusia (Myles, 1993). Perilaku tersebut ditunjukkan dalam bentuk seks bebas, seks bebas/free sex sebagai hubungan yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa seks bebas adalah cara bersenggama yang dilakukan terhadap pasangannya tanpa ikatan perkawinan. Seks bebas juga bisa diartikan sebagai cara berpacaran, pengetahuan tentang alat kelamin dan cara memikat hati dan wanita. Seks bebas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya cinta kasih dari orang tua, kurangnya berkomunikasi orang tua dan kurangnya penanaman disiplin pada anak (Sarwono, 2002).
Seks bebas mungkin dianggap sebagai suatu hal yang sangat dihindari oleh sebagian remaja, namun beberapa kalangan remaja berpendapat bahwa seks bebas adalah suatu gaya hidup remaja modern. Pacaran adalah salah satu ungkapan seks bebas yang paling sempit, pacaran mungkin dapat menimbulkan dampak positif di kalangan remaja, namun kenyataannya sekarang justru pacaran adalah sebagai suatu sikap awal terjadinya kehidupan seks bebas di kalangan remaja.
Perilaku seks bebas pada remaja akan menimbulkan beberapa dampak buruk di kalangan remaja itu sendiri. Dampak yang berkaitan dengan perilaku seks bebas ini menurut BKKBN (2008) meliputi :
a. Masalah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS
b. Kehamilan yang tidak diinginkan
c. Dampak sosial seperti putus sekolah
d. Kanker
e. Infertilitas/kemandulan

Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan dukungan dalam keluarga. Dukungan keluarga terhadap anak dalam mendidik dan membesarkan anak merupakan suatu trend yang mempengaruhi kepribadian seseorang termasuk didalamnya kemampuan seseorang untuk peduli
(Markum, 1991).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap seseorang yaitu
1.      pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting (dalam hal ini adalah orang tua)
2.      pengaruh kebudayaan, pengaruh media massa, pendidikan dan emosional.
Oleh karena itu, remaja diharapkan mampu lebih dapat bersikap bijaksana dalam mengendalikan emosinya, termasuk dorongan untuk berperilaku seks bebas (Azwar, 1995).
Banyak metode yang digunakan oleh keluarga dalam mendidik anaknya dalam bentuk dukungan informasional, penilaian/penghargaan, instrumental, dan emosional (Friedman, 1998) sebagian akan tergantung pada cara mereka sendiri dibesarkan dan sebagian pada apa yang berdasarkan
pengalaman pribadi atau pengalaman teman yang diketahuinya yang akan menghasilkan hasil yang diinginkan untuk anaknya kelak (Hurlock, 1991). Sehingga dukungan keluarga merupakan hal yang sangat penting. Selain itu pendidikan Seksual juga harus diberikan. Pendidikan seksual merupakan suatu kegiatan pendidikan yang berusaha untuk memberikan pengetahuan agar remaja dapat mengubah perilaku seksualnya ke arah yang lebih bertanggung jawab ( Arma, 2007).  Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Dengan demikian pendidikan seksual ini bermaksud untuk  menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar (Mutadin, 2002). Pendidikan seksual yang diberikan dapat berupa dalam bentuk pendidikan kesehatan reproduksi remaja (PKRR). Materi PKRR meliputi pertumbuhan dan perkembangan remaja, perkembangan seksual remaja, kebersihan organ reproduksi, perilaku seksual beresiko, pergaulan bebas, PMS dan HIV/AIDS, pelecehan seksual, kehamilan dan persalinan, serta hak reproduksi remaja ( Arma, 2007).  Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral. Pendidikan seksual yang baik harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia, nilai kultur dan agama, sebagai pendidikan akhlak dan moral (Mutadin, 2002).
Pendidikan seksual yang diberikan dapat berupa dalam bentuk pendidikan kesehatan reproduksi remaja (PKRR). Materi PKRR meliputi pertumbuhan dan perkembangan remaja, perkembangan seksual remaja, kebersihan organ reproduksi, perilaku seksual beresiko, pergaulan bebas, PMS dan HIV/AIDS, pelecehan seksual, kehamilan dan persalinan, serta hak reproduksi remaja ( Arma, 2007). Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral. Pendidikan seksual yang baik harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia, nilai kultur dan agama, sebagai pendidikan akhlak dan moral (Mutadin, 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar