Minggu, 28 November 2010

PENCEGAHAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA


PENCEGAHAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA
Untuk mencegah penyebaran penyakit chikungunya ini, maka kita haruslah memperhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal kita. Caranya adalah dengan mengendalikan persebaran nyamuk ini dengan cara melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat  perkembangbiakan nyamuk, dan perbaikan desain rumah. Contohnya dengan menguras bak mandi atau penampungan air sekurangkurangnya sekali seminggu. Untuk cara memberantas nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang tepat guna adalah dengan cara melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu kegiatan memberantas jentik ditempat berkembangbiaknya dengan cara :
1.       Kimiawi (Larvasidasi).
Larvasidasi adalah pemberantasan jentik dengan menaburkan bubuk larvasida. Pemberantasan jentik dengan bahan kimia tersebut untuk wadah yang tidak dapat dibersihkan, dikuras, juga dianjurkan pada daerah yang sulit air. Bila wadah telah diberi larvasida

Sabtu, 27 November 2010

Melatih Ketrampilan pada Orang Tunanetra

1. Kontak Pertama:
Setelah (atau sambil) mengkomunikasikan tawaran anda untuk menuntun, sentuhkanlah punggung tangan anda ke punggung tangannya. Ini dimaksudkan agar orang tunanetra dapat mengetahui dengan pasti bagian lengan anda yang harus dipegangnya sebagai tumpuan tuntunan.
2. Cara Memegang:
Bukan anda yang memegang orang tunanetra yang anda tuntun itu, melainkan dia yang memegang lengan anda pada bagian di atas sikut, dengan empat jarinya berada di bagian dalam dan ibu jarinya di bagian luar lengan anda. Pegangan harus cukup kokoh tetapi seringan mungkin sehingga tidak terasa mengikat. Di sebelah kiri atau sebelah kanan? Tergantung kesukaan dan kebiasaan.
3. Posisi Pegangan:
Pada saat berjalan, lengan anda harus tetap lemas. Lengannya juga lemas,

Selasa, 23 November 2010

SEXUALITAS PADA REMAJA


SEXUALITAS PADA REMAJA
Masa remaja atau adolescence diartikan sebagai perubahan emosi dan perubahan sosial pada masa remaja. Masa remaja menggambarkan dampak perubahan fisik, dan pengalaman emosi yang mendalam. Masa remaja adalah masa yang penuh dengan gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru termasuk pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia untuk mengisi kehidupan mereka kelak (Nugraha & Windy, 1997). Oleh karena itu pada masa remaja ini merupakan masa yang sangat penting dan krisis sehingga memerlukan dukungan serta pengarahan yang positif dari keluarganya yang tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak baik. Keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu serta anak-anak merupakan lingkungan awal remaja dalam proses pencarian jati diri sehingga menjadikan hubungan keluarga memiliki peran penting dalam menentukan pola sikap dan perilaku anak.

Jumat, 19 November 2010

Perkembangan Bahasa Anak Tunarungu


                                                   Perkembangan Bahasa Anak Tunarungu
Telah dikemukakan di atas bahwa dalam banyak hal dampak yang paling serius dari ketunarunguan yang terjadi pada masa prabahasa terhadap perkembangan individu adalah dalam perkembangan bahasa lisan, dan akibatnya dalam kemampuannya untuk belajar secara normal di sekolah yang sebagian besar didasarkan atas pembicaraan guru, membaca dan menulis. Seberapa besar masalah yang dihadapi dalam mengakses bahasa itu bervariasi dari individu ke individu.

KELAINAN PADA MATA


KELAINAN PADA MATA

1.      Mata Juling
Mata juling merupakan salah satu bentuk kelainan mata yang juga disebut dengan Strabismus atau squint. Kelainan mata ini biasanya merupakan salah satu penyakit yang diwariskan (turunan), tapi sampai saat ini penyebab pastinya belum dapat diketahui. Kelainan mata ini adalah suatu keadaan dimana mata mengalami penyimpangan yang tidak normal dari letak satu mata terhadap mata yang lainnya, sehingga garis penglihatan menjadi tidak sejajar dan pada waktu yang bersamaan kedua mata tersebut tidak tertuju pada benda yang sama.

Kamis, 18 November 2010

Gizi Buruk


Kurang Energi Protein (KEP)
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi zat energi dan zat protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan atau gangguan penyakit tertentu. KEP seringkali dijumpai pada anak usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun, pada usia ini tubuh memerlukan zat gizi untuk pertumbuhan, sehingga apabila kebutuhan zat gizi itu tidak tercapai maka tubuh akan menggunakan cadangan zat makanan yang ada sehinggga lama kelamaan cadangan itu akan habis dan akan menyebabkan kelainan pada jaringan, dan selanjutnya

Rabu, 17 November 2010

Klasifikasi dan Karakteristik Tunarungu dan Tunanetra

A.    Klasifikasi
1.      Klasifikasi Ketunarunguan
Menurut Admin (2009) pada umumnya klasifikasi anak tunarungu dibagi atas dua golongan atau kelompok besar yaitu tuli dan kurang dengar.
a.       Tuli Orang tuli adalah seseorang yang mengalami kehilangan kemampuan mendengar sehingga membuat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik itu memakai atau tidak memakai alat dengar
b.      Kurang dengar Kurang dengar adalah seseorang yang mengalami kehilangan sebagian kemampuan mendengar, akan tetapi ia masih mempunyai sisa pendengaran dan pemakaian alat bantu dengar memungkinkan keberhasilan serta membantu proses informasi bahasa melalui pendengaran.
2.      Klasifikasi Tunanetra
Tunanetra dapat diklasifikasikan berdasarkan, tingkat ketajaman penglihatan, saat terjadinya tunanetra, serta adaptasi pendidikannya.

PERKEMBANGAN TOKSIKOLOGI

                                                         PERKEMBANGAN TOKSIKOLOGI
1.    Zaman Purbakala
Toksikologi, dalam bentuknya yang khusus dan sederhana, telah menjadi satu bagian yang bersangkut pautan dengan sejarah manusia. Manusia-manusia purbakala dahulu sadar benar mengenai bahaya keracunan dari bisa-bisa binatang dan tumbuh-tumbuhan beracun. Pengetahuan-Pengetahuannya digunakan untuk berburu, untuk lebih efektif berperang dan mungkin untuk menyingkirkan kelompok-kelompok kecil yang tidak diinginkan dari masyarakat yang masih sederhana.
a.    Papyrus Eber, merupakan medical record yang pertama (1500 S.M) yang berisi informasi yang meluas sampai berabad-abad kebelakang. Lebih dari 800 resep yang diberikan, beberapa diantaranya mengenai racun yang dikenal. Untuk contoh, orang menjumpai mengenai beracun yang belakangan dikenal sebagai racun dari Greek, Aconite, suatu racun anak panah dari Cina purbakala, Opium, dipakai sebagai racun dan anti dotum dan logam-logam seperti timah. tembaga antimony. Disana juga ada satu petunjuk mengenai tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat-zat yang dikenal serumpun dengan digitalis dan alkaloid Belladonna.
b.    Hippocrates, ketika memperkenalkan pengobatan yang layak sekitar 400 SM menambahkan sejumlah racun-racun. Selanjutnya dia menuliskan pelajaran-pelajaran yang bisa dipertimbangkan sebagai dasar-dasar sederhana dari Toksikologi, dalam bentuk usaha-usaha untuk mengawasi absorpsi bahan-bahan beracun dalam pengobatan dan dosis berlebihan.
c.    Dalam Dongeng dan Kepustakaan Greek Kuno, orang mendapati beberapa rujukan-rujukan mengenai racun dan pemakaiannya, dan selama periode ini mulai timbul perlakuan professional pertama. Untuk contoh : Theophratus (370-286 S.M), seorang murid Aristoteles memasukkan sejumlah besar rujukan-rujukan mengenai tumbuh-tumbuhan beracun dalam De Historia Plantarum.
d.    Dioscorides, seorang ahli fisika Greek di kekaisaran Nero membuat usaha pertama menggolongkan racun-racun yang disertai oleh uraian-uraian dan gambaran-gambarannya. Pemisahan kedalam raun-racun tumbuh-tumbuhan, binatang dan mineral yang dia gunakan, tidak Baja menjadi standard selama 16 abad, tetapi sampai sekarang masih merupakan penggolongan yang cocok. Dioscorides juga menggunakan penceburan-penceburan dalam pengobatan, mengenali penggunaan emetika dalam keracunan dan menggunakan bahan pembakar atau mangkok gelas dalam hal digigit ular. Keracunan dengan toxin tumbuh-tumbuhan dan hewan adalah hal yang sangat biasa.  Sebagai contohnya Demosthenes (385-322 SM.) yang menyembunyikan racun dalam penanya, dan Cleopatra (69 -30 SM), dia mengizinkan penggunaan pengetahuan toksikologi sederhana dan alamiah sebagai cara yang lebih beradab untuk pengganti ular